Pasang IKLAN BARIS GRATIS! DAFTAR | LOGIN


Ethes Kitchen and Coliving Space Nongkrong Asik Bernuansa Etnik

    Ethes Kitchen and Coliving Space
    Fasad depan cafe bergaya asimetrik
    Furnitur kayu & aplikasi dekorasi bambu hadirkan kesan etnik
    Meja makan dengan dekorasi ala kurungan
    Aneka Menu Ethes Kitchen and Coliving Space

    Bagi kaum milenial yang hobi nongkrong bersama kawan atau menyelesaikan pekerjaan maupun tugas di tempat yang unik dan asik, tentunya akan bersemangat ketika menemukan Ethes Kitchen & Coliving Space. Kafe unik yang berlokasi di Jalan Umbul Permai No. 88, Lojajar, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta ini mengadopsi gaya etnik dengan bambu-bambu yang menghiasi sudut-sudut ruangnya. Gaya tersebut dikombinasikan dengan suasana lounge, batu bata ekspos, mood lighting, dan serta nuansa alam di dalamnya. Hasilnya? Tempat yang begitu cozy dan asik, cocok dijadikan tempat untuk menghabiskan waktu bersama teman maupun berdua bersama pasangan, serta mengerjakan tugas. “Konsep Ethes itu etnik. Kami mengadopsi gaya beach café di Bali, dengan banyak menggunakan material bambu. Dulu saat awal buka sebenarnya konsep yang kami gunakan ala bar bergaya industrial. Kemudian setahun belakangan kami konsep ulang dan re-opening menjadi seperti sekarang,” ujar Try Prabowo Aristianto, owner Ethes Kitchen and Coliving Space.

    Desain arsitektur etnik dengan dominasi material bambu sudah nampak pada fasad depan kafe yang mulai beroperasi sejak 5 tahun yang lalu tersebut. Memasuki lebih ke dalam, pengunjung akan melewati tangga menuju area lantai atas yang memang dipusatkan sebagai area kafe, sementara pada lantai bawah lebih banyak difungsikan sebagai area penginapan. Pada bagian tengah kafe atau tepatnya di area coffeeshop, terdapat dekorasi ikonik berbentuk layaknya sebuah obor Olimpiade dari susunan bambu nan megah. Terbagi menjadi beberapa area, pengunjung dapat memilih dimana mereka ingin menghabiskan waktu di tempat ini. Mulai dari coworking space bernuansa tenang, area tengah dengan sajian live music saat weekend, coffeeshop, bean bag area yang lebih santai, hingga area balkon outdoor dengan sentuhan natural nan sejuk. “Untuk segmen pasar kami sebenarnya segmen anak muda yang hobi nongkrong bersama teman atau mengerjakan tugas, namun kami juga mengakomodasi pengunjung yang datang bersama keluarga mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Oleh karena itu kami menyediakan beberapa area yang dapat dipilih pengunjung sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka,” imbuh Bowo, sapaan akrab owner.

    Area favorit pengunjung kafe yang berdiri di atas lahan seluas 1600 m² tersebut yaitu area balkon terbuka dengan view persawahan di sekitarnya nan sejuk. Di tempat ini sangat cocok untuk menghabiskan waktu sembari menikmati suasana sore menjelang petang nan syahdu. Dilengkapi dengan kanopi-kanopi payung sebagai peneduh serta sentuhan unsur natural dari tanaman hias membuat pengunjung semakin betah berlama-lama di tempat ini.

    Di Ethes Kitchen and Coliving Space, pengunjung akan disuguhi dengan pilihan menu makanan Asian dan Western. Perbandingan untuk menu western tidak terlalu banyak, namun tersedia pilihan menu makanan lain yang cukup banyak variannya. Beberapa makanan yang patut dicoba seperti Ethes Fried Rice, Dimsum, Beef Shortplate Blackpepper, dan Arirang Bone marrow Kuah Sumsum. Selayaknya coworking space pada umumnya, Ethes Kitchen juga menyediakan ragam pilihan sajian kopi maupun non kopi. Untuk sajian minuman kopi, Es Kopi Aren menjadi salah satu menu yang banyak dipesan oleh pengunjung. Kemudian untuk menu non kopi, kafe ini memiliki beberapa pilihan yang wajib dicoba seperti Taro Blend, Chocolate Original, Lychee Tea, hingga minuman hangat seperti Hot Red Velvet.

    Walaupun dari luar bangunan Ethes terlihat mewah, namun dari segi harga menu terbilang cukup ramah di kantong. Harga untuk snack di kisaran 18.000 hingga 28.000 rupiah. Untuk makanan berat, harganya mulai dari 22.000 hingga 28.000 rupiah. “Untuk menu makanan yang kami sediakan sendiri cukup variatif, namun memang paling banyak menu makanan ringan dan snack sebagai pendamping minum kopi. Karena dari dulu saya juga memang hobi memasak, jadi sampai sekarang saya juga masih sering ikut memasak langsung menu-menu makanan pesanan pengunjung,” papar pria yang juga memiliki usaha di bidang jual beli mobil tersebut.

    Buka setiap hari mulai pukul 11.00 hingga 23.00, Ethes Kitchen and Coliving Space juga menyediakan coworking space yang disewakan per bulan. Harga sewa per bulan mulai dari 1,5 hingga 1,8 juta rupiah. Fasilitas yang didapatkan adalah ruangan dengan air conditioner, komputer, diskon untuk makanan dan minuman, serta free flow es teh dan air mineral. Dengan fasilitas meeting room untuk 8 hingga 30 orang, nampaknya Ethes dapat dijadikan pilihan untuk bekerja dengan suasana yang menyenangkan. Tak hanya resto dan ruang coworking, Ethes juga menyediakan guesthouse yang dapat disewa. Tersedia 12 kamar yang memiliki kapasitas maksimal hingga 40 tamu.

    Terdapat cerita yang cukup unik dan lucu apabila membahas tentang penamaan kafe tersebut. Nama Ethes sendiri diambil dari bahasa Jawa yang berarti cekatan atau tepat sasaran. Namun, karena terdapat kesamaan nama dengan cucu Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, banyak pengunjung yang mengira bahwa Ethes Kitchen and Coliving Space tersebut milik putra pertama presiden. “Hal itu sering sekali terjadi. Biasanya pengunjung yang datang dengan kendaraan berplat nomor luar Jogja nanya sama server, 'ini punya keluarga presiden,ya?',” pungkas Bowo sembari tertawa.Farhan-red

    ETHES
    Jl. Umbul Permai No. 88, Lojajar, Sinduharjo,
    Ngaglik, Sleman, Yogyakarta

    WhatsApp : 0881 260 2600
    Instagram: ethes.indonesia

    PARTNER
    Archira - Architecture & Interior    A + A Studio    Sesami Architects    Laboratorium Lingkungan Kota & Pemukiman Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW    Team Arsitektur & Desain UKDW    Puri Desain