Pasang IKLAN BARIS GRATIS! DAFTAR | LOGIN


I N S P I R A S I Biophilic House

    Inspirasi Biophilic House#1
    Inspirasi Biophilic House#2
    Inspirasi Biophilic House#3
    Inspirasi Biophilic House#4
    Inspirasi Biophilic House#5

    Kondisi tapak merupakan lahan dibelakang rumah tinggal yang hanya memiliki satu akses masuk selebar carport. Di lahan ini sudah terdapat bangunan rumah (eksisting) yang sudah tidak layak lagi digunakan. View disekeliling bangunan adalah dinding bangunan tetangga yang artinya bangunan yang ada disini status nya adalah kejepit atau berada di area yang kurang menguntungkan.

    Keinginan klien yang pertama adalah menginginkan hunian satu lantai saja, dikarenakan rumah nya yang dahulu 2 lantai membuatnya lelah untuk naik turun. Kemudian klien juga menginginkan adanya view yang luas dan hijau. Serta yang terakhir klien juga menginginkan walaupun berada dilahan yang kejepit mereka menginginkan suasana yang seperti berada di lahan terbuka.

    Konsep yang kita bawa adalah biophilic house. Istilah biophilia (cinta alam) muncul sekitar tahun 1980 ketika urbanisasi meningkat yang mengakibatkan terputusnya hubungan manusia dengan alam. Tingkat migrasi ke perkotaan di negara maju dan berkembang sangat tinggi saat itu. Manusia semakin dekat dengan modernitas dan mulai melupakan alam. Ranah arsitektur kemudian menggunakan gagasan biophilia untuk mengembalikan kedekatan manusia dengan alam. Konsep ini dibuat dengan membawa nuansa alam kedalam rumah. Hal ini kami rasa sangat efisien, dimana dari yang kami lihat kondisi lingkungan yang tidak mendukung maka harus kami paksakan untuk menciptakan iklim mikro sendiri. Sentuhan alam ini juga merupakan solusi view yang lebih natural dan luas dengan penambahan vegetasi natural, estetis dan perindang mampu memperkuat kualitas udara sekaligus kesan rumah sebagai ruang istirahat dari penatnya perkotaan. Tidak hanya itu ruang sisa dari bangunan juga nantinya dapat dimanfaatkan untuk akses penghawaan dan urban farming.

    Poin utama pada bangunan ini adalah ramah terhadap lingkungan yang sekelilingnya. Ketika lingkungan sekeliling sudah sangat masif maka kita tidak perlu ikut ikutan dengan membuat bangunan yang lebih masif,. Kita hanya perlu merespon lingkungan tersebut dengan membuat bangunan yang relatif lebih terbuka. Sehingga dari luar memang tidak akan terlihat, namun begitu masuk baru nanti kita dapat merasakan nuansa ruang luar dan dalam (vise versa).

    Keunggulan dari rumah tinggal ini tentunya klien lebih diuntungkan dengan efisiensi dari kebutuhan dasar rumah tinggal. Seperti ketika kita tidak perlu menggunakan ruang tamu, maka ruang tersebut dapat kita gabungkan dengan ruang keluarga, karena menurut klien memang jarang ada tamu yang datang ke rumah. Dari efisiensi ruang ini kami merasa kebutuhan dasar dari rumah ini sendirilah yang menjadi keunggulan bagi sebuah rumah hunian. Ditambah dengan penataan landscape pada bagian belakang rumah yang menjadi hotspot atau area menarik. Di area ini kami merancang view gundukan rumput sebagai esensi infinity landscape. Maksud nya adalah dengan memberikan view landscape yang semakin tinggi efek yang ditimbulkan menjadi landscape lebih dominan. Hal ini sangat cocok dilakukan pada lahan yang sempit.

    Material yang ditonjolkan pada proyek ini adalah struktur utama baja. Mengapa kita menggunakan baja, hal ini dikarenakan lahan masuk yang sebesar ukuran mobil membuat mobilisasi penggunaan beton dirasa akan berdampak besar ke lingkungan. Untuk mempermudah proses konstruksi kedepan maka baja menjadi alternatif pilihan desain yang tepat. Kemudian dinding diisi dengan beton ekspos yang dilapisi cat natural. Hal ini memang sengaja kami arahkan agar segala desain yang kami buat terlihat natural. Sehingga ketika disandingkan dengan konsep biophilic ini menjadi lebih menyatu dan alami. Untuk atap menggunakan clay atau tanah liat. Hal ini juga berdasarkan hasil diskusi dengan klien. Penggunaan tanah liat memiliki muai susut yang cukup baik di daerah tropis, sehingga ketika menggunakan genteng tanah liat maka panas yang diterima bangunan dapat tertahan di atap. Sehingga plafond dapat kita modifikasi dengan kayu teralis untuk memperkuat estetika interior bangunan.

    Desain sekuen : area pagar dan carport dibuat dari material holow menggunakan kombinasi dari danpalon (arsitektural lighting). Selain untuk memasukkan cahaya maksimal, danpalon juga mampu mereduksi panas yang masuk ke dalam bangunan. Entrance masuk terdapat area penerima sekaligus ruang transisi yang digunakan untuk meletakkan sepatu. Halaman entrance ditanami vegetasi bambu jepang. Pemilihan vegetasi ini dipilih karena selain dapat tumbuh dengan mudah bambu jepang juga memiliki nilai estetika yang bagus. Ruang tamu yang berfungsi sebagai area keluarga bersanding dengan area dapur. Material lantai menggunakan floorhardener untuk mengantisipasi terjadinya retakan atau benturan. Halaman belakang berfungsi sebagai innercourt sekaligus sebagai ruang jemur. Mesin cuci di setting bersebelahan dengan area kamar mandi karena untuk memudahkan alur cuci-jemur dan setrika. Dilantai mezanin di atas kamar difungsikan sebagai gudang. Di atas kamar mandi juga difungsikan untuk menyembunyikan tandon air. Area belakang ditanami dengan vegetasi pohon pule. Selain memberikan teduhan juga mampu memberikan estetika terhadap ruang luar. Rumput yang ditanam menggunakan gajah mini agar memudahkan perawatan. A+A Studio, Yogyakarta, Indonesia

    A+A Studio, Yogyakarta, Indonesia
    Architects, Interior & Urban Design
    Phone : 0856 4002 5773
    Email: aa.studio.indonesia@gmail.com

    PARTNER
    Archira - Architecture & Interior    A + A Studio    Sesami Architects    Laboratorium Lingkungan Kota & Pemukiman Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW    Team Arsitektur & Desain UKDW    Puri Desain