Pasang IKLAN BARIS GRATIS! DAFTAR | LOGIN


MEDANG, MADHANG, JEGANG Atmosfer Ndeso, Kopi Keprok Purwokerto

    Kopi Keprok Purwokerto
    Area persawahan belakang menjadi spot favorit pengunjung
    Sudut teras depan dengan furnitur kayu
    Konsep interior bernuansa hangat
    Menu Kopi Keprok

    Purwokerto adalah sebuah kota yang merupakan ibukota dari kabupaten Banyumas, kota yang tidak cukup besar dihuni oleh sekitar 300 ribu jiwa ini merupakan sebuah kota wisata yang penuh dengan tempat-tempat menakjubkan yang tersebar di berbagai sudut kotanya. Nama Purwokerto mungkin masih terdengar asing bagi telinga para wisatawan yang mencari tempat destinasi wisata. Kota yang berbatasan langsung dengan kaki gunung Slamet ini terbilang kalah pamor bila dibandingkan dengan kota-kota di Jawa Tengah lainnya seperti Solo, Semarang, Jepara dan kota lainnya. Padahal siapa yang menyangka, ternyata Kota Purwokerto memiliki banyak sekali tempat tujuan wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi.

    Dengan pesatnya perkembangan destinasi wisata di Purwokerto, tak heran apabila banyak muncul tujuan-tujuan wisata kuliner baru di kota ini. Mulai dari resto-resto mewah dengan sajian western hingga tempat makan bergaya lawasan yang menyajikan hidangan tradisional. Salah satu resto bernuansa khas Jawa dengan pemandangan alami nan menyejukkan yang dapat dikunjungi yaitu Warung Kopi Keprok. Berlokasi di Jalan Raya Karanggintung Km. 0,5 Kedungmalang, Purwokerto, Jawa Tengah, Resto ini menawarkan konsep menikmati hidangan rumahan dengan suasana sederhana dibalut dengan nuansa alam nan sejuk. “Awal dulu sebenarnya hanya ingin membangun sebuah warung kecil-kecilan. Karena kebetulan juga lokasinya berada di tepi Jalan Raya Karanggintung yang saat ini sudah mulai ramai, jadi ya konsep restonya dimatangkan sekalian yaitu bernuansa rumah Jawa dengan masakan ndeso. Begitu awal dibuka, sempat tidak menyangka kalau respon masyarakat sangat baik,” ujar Rundi Rantau, owner Warung Kopi Keprok.

    Tempat makan yang mulai buka sejak bulan Maret 2019 tersebut benar-benar memanjakan bagi pengunjung yang ingin bernostalgia dengan suasana ala rumah Jawa dan masakan-masakan ndeso dengan cita rasa ngangeni. Dikatakan Rundi bahwa penamaan Warung Kopi Keprok tidak mempunyai arti khusus. “Jadi untuk namanya sendiri memang saat itu yang terlintas dipikiran saya adalah keprok yang dalam bahasa Purwokerto sini berarti tepuk tangan. Keprok juga enak dalam pengucapannya dan mudah diingat juga,” tambahnya.

    Bangunan resto yang berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 2000 m² tersebut begitu kental akan gaya arsitektur Jawa dengan bangunan berupa limasan kayu. Nuansa klasik tersebut semakin syahdu dengan perpaduan lokasinya yang berada di kawasan persawahan nan sejuk di kaki gunung Slamet, Jawa Tengah. Pada sisi depan terdapat sebuah lahan terbuka cukup luas yang digunakan sebagai area parkir kendaraan. Dengan fasilitas area parkir yang luas semakin menambah kenyamanan bagi tamu resto. Pada sisi depan terdapat sebuah gapura dengan aksen batu alam bertuliskan “Warung Kopi Keprok” yang seakan menyambut tamu yang datang ke resto tersebut.

    Terdiri dari dua bangunan utama, terdapat sebuah rumah limasan yang difungsikan sebagai area dapur tempat memasak hidangan dan juga tempat pengunjung mengambil makanan yang akan dinikmati. Konsep makan dimana pengunjung mengambil sendiri makanan yang akan disantap langsung dari dapur seperti ini rupanya menghadirkan kesan menarik bagi masyarakat. Beberapa menu makanan sudah tersaji di atas sebuah meja di area dapur, layaknya berada di rumah sendiri. Pada area dapur tersebut, aktifitas memasak juga dilakukan sehingga pengunjung juga dapat melihat dan berinteraksi langsung dengan para pemasak yang sebagian besar adalah ibu-ibu. Lebih menarik lagi, konsep dapur serta alat memasak yang digunakan juga masih tradisional, menggunakan kayu bakar dengan tungku. Hal tersebut tentu saja sudah jarang ditemui pada tempat makan yang lain. ”Konsep dapur tradisional seperti ini kan sudah jarang sekali ditemui sekarang, jadi saya ingin menghadirkannya di Warung Kopi Keprok sebagai sarana bernostalgia bukan hanya untuk pengunjung tapi saya juga. Untuk karyawan dapurnya juga kebanyakan dari ibu-ibu sekitar sini saja,” papar pria penghobi motor sport tersebut.

    Memasuki bangunan utama resto yang resmi launching satu bulan setelah dibuka tersebut, nuansa klasik nampak semakin kental dengan dominasi unsur kayu pada dekorasi interior serta furnitur yang digunakan. Aksen batu bata ekspos menjadi pelengkap dekorasi klasik pada sisi interior bangunan utama yang merupakan bongkaran bangunan Joglo lawasan. Banyaknya bukaan jendela pada dinding membuat sirkulasi udara serta pencahayaan di dalamnya sangat baik. Hal tersebut menambah kenyamanan pengunjung saat menikmati hidangan restu tersebut. Table set kayu bergaya klasik nampak tertata rapi pada sudut-sudut ruangan. Pada dinding batu bata ekspos dihiasi dengan beberapa dekorasi lukisan serta foto-foto pemandangan alam yang cantik. Lantai bergaya rustic dan lampu gantung klasik semakin memperkuat konsep dekorasi yang diusung.

    Dengan tagline “Medang Madhang Jegang” yang berarti “Minum Makan Nongkrong”, resto tersebut memberikan nuansa yang begitu nyaman layaknya berada di rumah sendiri. Pada sisi teras belakang juga difungsikan sebagai area makan bagi tamu yang ingin menikmati view persawahan di sekitar resto. Kolam ikan dengan jembatan kayu juga terdapat pada sisi belakang bangunan utama, menghadirkan nuansa alami pada area tersebut. Kemudian terdapat salah satu spot favorit bagi para tamu untuk berfoto, yaitu sepasang ayunan tali yang berada pada sebuah area persawahan di belakang resto. “Untuk spot ayunan itu sendiri memang cukup populer dan menjadi trending di media sosial sejak resto ini dibuka. Ada juga permainan tradisional ingkling / jlong-jling di belakang. Intinya hanya ingin menghadirkan nuansa nostalgia bagi masyarakat. Saat ini saya sendiri juga cukup surprise kalau responnya sampai seperti ini,” ujar Rundi.

    Meskipun bernama Warung Kopi Keprok, warung makan yang mengusung konsep kampung ini tidak hanya menyediakan kopi. Justru menu yang paling digemari dan menjadikan keberadaan warung ini populer adalah sego jangan (nasi sayur). Warung Kopi Keprok menyediakan aneka sayur yang biasa dimasak oleh ibu di rumah, antara lain lodeh terong, lodeh tempe lombok ijo, dan oseng-oseng gembus. Selain itu ada juga lauk yang tak kalah ndeso seperti ayam goreng kampung, pindang goreng, telur dadar, tempe garit, dan sambel dadak. Pengunjung yang hendak makan di tempat ini bisa makan nasi dan sayur sepuasnya.

    Menikmati hidangan ndeso di bangunan yang juga bergaya kampung lengkap dengan iringan musik klasik tentu saja menjadi kesan tersendiri. Apalagi lokasi bangunannya yang berada di tepi sawah dan menghadap ke gunung Slamet semakin menambah suasana pedesaan. Jika pengunjung tak ingin makan berat, Warung Kopi Keprok memiliki beberapa menu andalan yakni mendoan khas Banyumas dan pisang goreng. Entah bumbu apa yang digunakan untuk menggoreng pisang ini, yang jelas aroma dan rasa pisang kepok goreng di resto ini sungguh nikmat dan renyah. Sebagai teman makan pisang goreng, pengunjung dapat memesan menu Kopi Keprok, atau Teh Tubruk Gula Batu. “Untuk biji kopinya sendiri merupakan biji kopi robusta asli daerah Banyumas yang kami tanam serta diproduksi sendiri. Untuk proses memasak biji kopinya juga masih disangrai secara sederhana, sehingga rasa kopi yang dihasilkan juga khas,” pungkas Rundi. Farhan-red

    WARUNG KOPI KEPROK PURWOKERTO
    Jl. Raya Karanggintung, Km 0,5,
    Kedungmalang, Kabupaten Banyumas,
    Jawa Tengah 53183

    Hotline : 0822 4337 8001
    Email : wkopikeprok@gmail.com
    Ig : @Warung Kopi Keprok

    PARTNER
    Archira - Architecture & Interior    A + A Studio    Sesami Architects    Laboratorium Lingkungan Kota & Pemukiman Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW    Team Arsitektur & Desain UKDW    Puri Desain