Omah Ala Villa Lereng Sempu Berlanggam Klasik Jawa
Bagi sebagian besar orang, memiliki hunian yang besar, megah, modern, dan nyaman adalah hal yang sangat diimpikan. Namun, bukan berarti desain rumah klasik tidak memiliki tempat di hati mendambanya. Bahkan, bagi pecinta rumah klasik memiliki hunian bergaya arsitektur klasik tentu sangat dinanti dan didambakan. Rumah klasik meskipun terlihat kuno, namun tetap dapat disiasati dan dimodifikasi sehingga menjadi lebih modern dan berkelas. Desain rumah tropis klasik memastikan bahwa rumah menjadi nyaman dihuni di daerah tropis seperti Indonesia. Sirkulasi yang nyaman dan jendela yang luas adalah faktor penting untuk rumah dengan desain ini.
Rupanya hal tersebut juga yang mendasari Koes Yuliadi dalam membangun hunian bagi keluarganya. Berawal dari sebuah passion dalam hal desain dan penataan sebuah bangunan, akhirnya pada tahun 2016, pria kelahiran Cilacap tersebut mulai mewujudkan rumah impiannya yang beralamat di Dusun Kembaran, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Rupanya konsep rumah ala villa yang menjadi inspirasi dalam membangun huniannya. Konsep tersebut dipilih karena dapat menghadirkan nuansa rumah yang nyaman serta tentram untuk dihuni. “Dari awal sebenarnya tidak ada konsep pasti dalam membangun rumah ini. Tiba-tiba dari bapak ada ide ingin rumah seperti ini, akhirnya digambar sendiri hingga akhirnya jadi seperti ini. Pokoknya rumah dengan banyak bukaan menjadi inspirasi dalam membangun rumah ini, sehingga konsep ala villa mungkin akan sangat tepat untuk diaplikasikan. Terlebih juga daerah sini juga masih sepi dan banyak lahan kosong dengan pepohonan rimbun,” ujar Paksi Gagah Inawan, putra kedua dari Koes Yuliadi.
Rumah yang memakan waktu satu tahun dalam pembangunannya tersebut sudah nampak karakter bangunannya sedari fasad depan bangunan. Kontur tanah berbukit berhasil dimaksimalkan menjadi layout bangunan yang begitu unik dan menarik. Unsur kayu dan bata ekspos juga nampak mendominasi bagian depan rumah, berpadu dalam rimbunnya pepohonan serta tanaman hias yang tumbuh subur di sekeliling bangunan.
Memasuki bagian dalam rumah yang menempati lahan seluas kurang lebih 300 m² tersebut, terdapat sebuah area ruang tamu yang sekaligus digunakan sebagai ruang berkumpul keluarga maupun warga sekitar. Area tersebut menggunakan bangunan Joglo lawasan bekas bongkaran rumah Jawa yang direnovasi, sehingga ketika berada di dalamnya akan nampak struktur dan pilar-pilar utama nan klasik. Sebuah meja kayu memanjang bergaya klasik menjadi tempat duduk bagi tamu yang datang terletak di sudut ruangan. Jendela kayu lawasan berukuran besar nampak diaplikasikan pada dinding ruangan, sehingga sirkulasi udara di dalam ruangan semakin lancar. Tepat di sisi sebelahnya, terdapat sebuah kolam ikan dengan pepohonan serta tanaman hias yang semakin memberikan kesan alami di dalam rumah.
Beralih ke bagian tengah area ruangan, terdapat sofa set bergaya minimalis modern berwarna hitam nan nyaman. Beberapa pernak-pernik penghias ruangan juga nampak tertata rapi di sisi dinding dekat sofa yang semakin mempercantik tampilan interior. Desain menarik justru nampak pada salah satu sudut ruangan tersebut, dimana dapurnya dibuat layaknya sebuah bar dengan meja memanjang serta stole tinggi yang berjajar rapi di depannya. Sekilas diperhatikan lebih nampak layaknya kita sedang berada di sebuah coffee shop, dimana para barista meracik berbagai sajian minuman kopi lengkap dengan dekorasi yang tertata rapi pada sisi dindingnya. View alam tersaji pada sisi belakang meja bar dari aplikasi jendela kaca berukuran besar, sehingga kesan luas dan sejuk begitu terasa di area tersebut. “Memang area ruang tamu ini sering sekali dipakai untuk nongkrong teman-teman, kadang juga rekan bapak sering main ke rumah, bahkan tetangga-tetangga juga sering datang ke rumah untuk ngobrol atau karaokean. Jadi memang didesain untuk ruang publik, makanya sekalian dibuat seperti coffee shop. Sampai-sampai bapak memberikan nama Sempu's Bar karena seringnya tempat ini digunakan untuk berkumpul dan lokasinya yang berada di kawasan Gunung Sempu,” imbuh Paksi.
Beralih menuju area private rumah yang mulai ditempati sejak 3 tahun lalu tersebut, terdapat sebuah anak tangga dengan desain minimalis dengan railing besi. Disebut private karena pada area rumah tersebut lebih difungsikan sebagai area kamar penghuni rumah serta ruang kerja dan perpustakaan pribadi milik Koes Yuliadi. Dengan letaknya yang berada lebih di atas menyesuaikan kontur tanah, terdapat sebuah teras dengan tempat duduk dan sofa gantung bergaya minimalis. Masuk menuju ruang tamu dalam, kesan lebih hangat lebih terasa dengan aplikasi sofa set modern berpadu dengan unsur kayu pada sisi lantai dan juga tangga menuju lantai atas. Sebuah lukisan berukuran besar menjadi pelengkap dekorasi artsy di area ruang tamu tersebut.
Memasuki bagian lantai atas rumah yang memiliki 3 kamar tidur utama tersebut, nampak sebuah ruangan perpustakaan pribadi sekaligus sebagai ruang kerja lengkap dengan rak-rak kayu yang dipenuhi dengan tatanan buku-buku di dalamnya. Pada bagian dalam ruang perpustakaan tersebut didominasi oleh material kayu yang mengaplikasikan gebyok pada sisi dindingnya. Tepat di bagian depan perpustakaan, terdapat sebuah meja dengan view terbuka nan syahdu yang dapat digunakan sebagai tempat membaca buku serta mengerjakan tugas.
Bersebelahan dengan ruang perpustakaan, terdapat salah satu kamar tidur milik anak pertama bernuansa vintage yang nampak begitu nyaman sebagai tempat beristirahat. Ruang kamar tersebut tampak simpel dengan tidak banyak aplikasi dekorasi ruangan di dalamnya. Sebuah tempat tidur berukuran king size terletak di tengah ruang kamar dengan konsep lesehan tanpa ranjang. Pada salah satu sudut ruang kamar, nampak sebuah ranjang besi klasik yang biasa digunakan untuk bersantai. Aplikasi jendela kaca berukuran besar dengan view alami di sekeliling rumah semakin mempercantik tampilan kamar tidur. “Kamar tidur ini sebenarnya merupakan kamar tidur kakak, namun karena dia bekerja dan tinggal di Jakarta jadi jarang ditempati. Kalau di area lantai atas ini biasanya saya sering menghabiskan waktu untuk bersantai atau mengerjakan tugas karena suasananya yang tenang. Kadang juga bapak mengajar via daring di ruang perpustakaan ini,” pungkas Paksi. Farhan-red