OMAH ROSO LANGGAM JOWO ala Dina Tundra Paramita
Seiring perkembangan zaman, maka desain-desain arsitektur pun turut berkembang menyesuaikan selera masyarakat yang cenderung menginginkan sesuatu yang lebih simpel, praktis, dan efisien, termasuk dalam hal hunian. Namun ternyata hal itu tidak membuat model arsitektur klasik kehilangan peminatnya, karena masih banyak orang yang menyukai model arsitektur yang satu ini. Paling tidak eksistensi dari arsitektur klasik masih dapat kita nikmati hingga saat ini. Karena sejarahnya yang panjang itulah, model arsitektur yang satu ini telah banyak melahirkan model-model arsitektur baru yang diadaptasi darinya.
Salah satu desain arsitektur yang dapat dikembangkan dari konsep rumah tradisional Jawa yaitu desain rumah Jawa kontemporer. Desain tersebut merupakan modifikasi dari gaya bangunan rumah Jawa yang menyesuaikan dengan kebutuhan, baik itu tata ruang, fasilitas, hingga dekorasi pada saat ini. Hal tersebut rupanya yang menjadi inspirasi bagi Dina Tundra Paramita dalam membangun hunian untuk tinggal bersama keluarga tercinta. “Dari dulu memang saya sangat suka dengan barang-barang lawasan. Hampir setiap pergi ke luar kota pasti saya sempatkan untuk berburu barang-barang antik di kota tersebut. Kebetulan saya juga sangat suka dengan bentuk bangunan tradisional Jawa. Jadi dari dulu saya punya keinginan untuk membangun rumah dengan desain klasik khas rumah Jawa juga tinggal di daerah pedesaan yang masih cukup tenang dan asri. Material-material dari rumah ini juga sudah saya kumpulkan terlebih dahulu, jauh sebelum saya mulai membangun rumah, terutama yang berbahan kayu seperti Joglo, gebyok, pintu, dan jendelanya,” ungkap Dina, sapaan akrabnya.
Rumah yang berlokasi di Dusun Gambiran, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta tersebut nampak begitu unik dengan fasad ala rumah kampung khas Jawa klasik jaman dahulu. Suasana kawasan pedesaan yang masih cukup asri dan tenang sungguh akan memberikan kenyamanan dalam menjalani kehidupan bersama keluarga tercinta. Ditambah dengan lokasinya yang berada tidak jauh dari area persawahan membuat nuansa alam nan eksotis begitu terasa. Fasad depan bangunan rumah tersebut nampak begitu sederhana serta menyatu dengan alam sekitarnya yang di dominasi oleh unsur kayu dan batu bata ekspos. Terdapat sebuah teras rumah sederhana dengan meja dan kursi kayu klasik sebagai tempat untuk bersantai. Hunian tersebut tidak memiliki pelataran yang luas seperti halnya rumah Jawa pada umumnya. Bagian depan rumah berbatasan langsung dengan jalan perkampungan dengan taman kecil dan tumbuhan hijau yang memperkuat kesan natural pada rumah tersebut.
Memasuki bangunan utama rumah yang berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 185 m² tersebut, terdapat sebuah area ruang tamu dengan desain dan dekorasi bernuansa klasik nan kental. Hal tersebut ditampilkan lewat dominasi unsur kayu dan dinding bata ekspos, berpadu dengan furnitur serta pernak-pernik dekorasi bernuansa vintage yang membuat tampilan ruangan menjadi lebih cantik. Sebuah cabinets kayu bergaya klasik yang ditempatkan pada sisi belakang sekaligus menjadi penyekat antara ruang tamu dengan ruang utama rumah tersebut.
Beralih menuju area lebih dalam dari bangunan rumah yang mulai ditempati sejak tahun 2022 tersebut, kesan terbuka cukup terasa walaupun rumah tersebut mempunyai luasan yang tidak begitu besar. Ruang keluarga sengaja dibuat tanpa sekat, seolah menjadi satu dengan area ruang utama dan juga dapur. Dengan begitu sirkulasi udara di dalam ruangan lebih lancar sehingga membuat suhunya lebih sejuk. Dinding bata ekspos dengan paduan warna coklat natural dari unsur kayu semakin menampilkan kesan klasik pada interior ruangan. Sisi ruang utama tersebut tampil sederhana dengan aplikasi table set vintage pada tengah ruangan. Selain untuk memaksimalkan space ruangan agar tidak terkesan sempit, pada salah satu sudut ruangan terdapat sebuah amben kayu klasik sebagai tempat untuk bersantai sembari menikmati tayangan di televisi. Beberapa pernik dekorasi bertema vintage dan sebuah lampu gantung klasik sebagai penerangan area ruang utama semakin mempercantik tampilan dekorasi di dalamnya.
Pada sudut-sudut ruangan utama terdapat dua buah kamar tidur yang difungsikan sebagai kamar tidur anak dan kamar tidur tamu dengan nuansa klasik ala rumah Jawa nan nyaman. Dua buah kamar tidur tersebut memiliki akses jendela dengan view halaman depan rumah nan hijau dan asri. Furnitur kayu lawasan yang diaplikasikan pada masing-masing kamar tidur tersebut semakin memperkuat kesan klasik Jawa di dalamnya. Beralih menuju master bedroom yang terletak tepat di tengah ruangan, nuansa ala rumah Jawa masih tetap dipertahankan lewat aplikasi tempat tidur dan dekorasi interiornya.
Area belakang dari rumah yang memakan waktu 6 bulan dalam masa bangunnya tersebut juga terbilang unik dan menarik. Terdapat sebuah teras belakang lengkap dengan lincak dan meja klasik berbahan bambu sebagai tempat untuk bersantai menikmati pemandangan area persawahan di belakang rumah. Teras belakang tersebut berdampingan dengan sebuah dapur bergaya tradisional yang juga merupakan keinginan Dina sejak dahulu. "Satu hal yang sangat saya sukai dari bangunan rumah Jawa yaitu adanya dapur tradisionalnya. Oleh karena itu juga saya ingin kalau punya rumah harus ada dapur seperti itu. Ya, walaupun memang tidak bisa menggunakan kompor tungku tradisional karena merepotkan, namun paling tidak cita-cita saya dulu sudah terwujud pada rumah yang kami tempati saat ini," pungkas Dina mengakhiri perbincangan. Farhan-red